Dan
ketika suara hujan tiba-tiba menyadarkan aku dari lamunanku beberapa detik yang
lalu. Aku kembali teringat akan dirimu. Dirimu saat hujan turun. Dirimu yang
dengan senang hati menari bersamaku di bawah payung hujan awan. Dirimu dengan
senyum mengembang yang menawan. Hingga ketertarikanku tak pernah hilang.
Aroma
hujan seperti menarik tanganku untuk mengajakku ikut serta. Mengikuti alur
kenangan yang selalu ia bawa ketika jatuh. Mengabadikannya dengan nyanyian
rintik merdu.
Dalam
setetes air hujan yang telah jatuh dan kini sedang mengalir itu, ada satu betuk
caraku berusaha. Berusaha untuk menjadi milikmu. Tapi yang aku tahu, kamu
mustahil untuk aku dapat. Bahkan aku sudah terlalu jauh melampaui batas
kemampuanku. Dan hal itu tanpa aku sadari telah aku lakukan hanya karena kamu. Coba
kamu hitung, sudah berapa banyak tetes air hujan dan embun yang berjatuhan ?
tahukah kamu, jumlah itu sama banyaknya dengan caraku berusaha selama ini.
Yang
aku mau hanya untuk menjadi takdirmu. Walau hanya dalam angan dan mimpi. Aku harap
hal itu bisa jadi nyata. Tapi nyatanya, aku tetap harus percaya kenyataan yang
sedang menamparku kini.
Hujan kali ini, telah meyakinkan bahwa kamu
benar-benar hanya embun tipis yang ingin jatuh. Untuk terlepas dari aku, si
pucuk daun tempatmu bernaung.
thx :)
BalasHapussubhanalllah Chika kau buat aku mengingat masa lalu ketika aku menadahkan tangan untuk kesekian tetes air hujan, bersama dengan seseorang di tengah sunset
BalasHapussepertinya romantis sekali :)
BalasHapusheemm sangat mangkanya aku gak lupa
BalasHapusciee, keren deh punya kenangan kaya gitu :)
BalasHapuskenangan itu memang indah ketika kita merasa kangen, melow deh aku
BalasHapusloh loh, kok jadi melow begini ? jangan dong. seneng aja jangan melow :D . makasih banyak ya sudah komen, silakan kunjungi dan komentari kiriman lainnya :)
BalasHapussiap !!
BalasHapus